PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelian kualitatif merupakan
sebuah penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan permasalahan dalam
kehidupan kerja organisasi pemerintah, swasta, kemasyarakatan, kepemudaan,
perempuan, olah raga, seni dan budaya, dan lain-lain sehingga dapat dijadikan
suatu kebijakan untuk dilaksanakan demi kesejahteraan bersama. Menurut
Sugiyono, (2008: 205) “ Masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara,
tentative dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada dilapangan”.
Pendekatan kualitatif adalah
suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang
menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini,
peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci
dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami
(Cresswell, 1998: 15). Bogdan dan Taylor (Moleong,2007: 3) mengemukakan bahwa
metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata- kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati.
Dalam penelitian kualitatif
akan terjadi tiga kemungkinan terhadap masalah yang akan diteliti yaitu (1)
masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sejak awal sampai akhir penelitian
sama, sehingga judul proposal dengan judul laporan penelitian sama, (2) masalah
yang dibawa peneliti setelah memasuki penelitian berkembang yaitu
diperluas/diperdalam masalah yang telah disiapkan dan tidak terlalu banyak
perubahan sehingga judul penelitian cukup disempurnakan, (3) masalah yang
dibawa peneliti setelah memasuki lapangan berubah total sehingga harus diganti
masalah sebab judul proposal dengan judul penelitian tidak sama dan judulnya
harus diganti.
Peneliti kualitatif yang
merubah masalah atau ganti judul penelitiannya setelah memasuki lapangan
penelitian atau setelah selesai merupakan peneliti kualitatif yang lebih baik,
karena dipandang mampu melepaskan apa yang dipikirkan sebelumnya, dan
selanjutnya mampu melihat fenomena secara lebih luas dan mendalam sesuai dengan
apa yang terjadi dan berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Asumsi
tentang gejala dalam penelitian kulitatif adalah bahwa gejala dari suatu obyek
itu sifatnya tunggal dan parsial. Berdasarkan gejala tersebut peneliti dapat
menentukan variable-variabel yang akan diteliti. Gejala itu bersifat holistik
(menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan) yaitu situasi sosial yang meliputi
(1) aspek tempat atau
place, (2) aspek pelaku atau actor, (3) aspek
aktifitas-activity,
yang ketiganya berinteraksi secara sinergis.
Kegiatan yang harus
dilakukan pada penelitian kualitatif pada tahap pra-lapangan adalah menyusun
rancangan penelitian yang memuat latar belakang masalah dan alasan pelaksanaan
penelitian, studi pustaka, penentuan lapangan penelitian, penentuan jadwal
penelitian, pemilihan alat penelitian, rancangan pengumpulan data, rancangan
prosedur analisa data, rancangan perlengkapan yang diperlukan dilapangan,
rancangan pengecekan kebenaran data.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah
yang paling strategis dalam penelitian.Hal ini karena tujuan utama dari
penelitian itu sendiri adalah untuk memperoleh data. Dengan demikian,
maka tanpa mengetahui tehnik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
memperoleh data yang
memenuhi standar yang ditetapkan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah yang telah disampaikan diatas, dan berdasarkan pula topik pembahasan,
maka permasalahan yang dibahas dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Apa
yang dimaksud dengan pengumpulan data pada penelitian kualitatif
2. Teknik
pengumpulan data apasajakah yang digunakan pada penelitian kualitatif.
2.3
Tujuan
Masalah
Sesuai dengan
perumusan masalah yang dipaparkan di atas, maka tujuan dari penulisan ini
adalah :
1. Untuk mengetahuipengertian dari pengumpulan data penelitian kualitatif
2. Untuk mengetahui
teknik apa saja yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian
kualitatif.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Pengumpulan Data
Metode penelitian kualitatif
ini sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya
dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural
setting) karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat
kualitatif. Metode penelitian kualitatif ini berisi tentang bahan prosedur dan
strategi yang digunakan dalam riset, serta keputusan- keputusan yang dibuat
tentang desain riset.
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data merupakan salah satu
tahapan sangat penting dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang benar
akan menghasilkan data yang memiliki kredibilitas tinggi, dan sebaliknya. Oleh
karena itu, tahap ini tidak boleh salah dan harus dilakukan dengan cermat
sesuai prosedur dan ciri-ciri penelitian kualitatif (sebagaimana telah dibahas
pada materi sebelumnya). Sebab, kesalahan atau ketidaksempurnaan dalam metode
pengumpulan data akan berakibat fatal, yakni berupa data yang tidak credible,
sehingga hasil penelitiannya tidak bisa dipertanggungjawabkan. Hasil penelitian
demikian sangat berbahaya, lebih-lebih jika dipakai sebagai dasar pertimbangan
untuk mengambil kebijakan publik.
Misalnya,
jika peneliti ingin memperoleh informasi mengenai persepsi guru terhadap
kurikulum yang baru, maka teknik yang dipakai ialah wawancara, bukan observasi.
Sedangkan jika peneliti ingin mengetahui bagaimana guru menciptakan suasana
kelas yang hidup, maka teknik yang dipakai adalah observasi. Begitu juga jika,
ingin diketahui mengenai kompetensi siswa dalam matapelajaran tertentu, maka
teknik yang dipakai adalah tes, atau bisa juga dokumen berupa hasil ujian.
Dengan
demikian, informasi yang ingin diperoleh menentukan jenis teknik yang dipakai (materials
determine a means). Itu pun masih ditambah dengan kecakapan peneliti
menggunakan teknik-teknik tersebut. Bisa saja terjadi karena belum berpegalaman
atau belum memiliki pengetahuan yang memadai, peneliti tidak berhasil menggali
informasi yang dalam, sebagaimana karakteristik data dalam penelitian
kualitatif, karena kurang cakap menggunakan teknik tersebut, walaupun teknik
yang dipilih sudah tepat. Solusinya terus belajar.
Menurut Sutopo (2006: 9),
metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum dikelompokkan
ke dalam dua jenis cara, yaitu teknik yang bersifat interaktif dan
non-interaktif. Metode interaktif meliputi interview dan observasi
berperanserta, sedangkan metode noninteraktif meliputi observasi
takberperanserta, tehnik kuesioner, mencatat dokumen, dan partisipasi
tidak berperan.Sedangkan Sugiyono (2008: 63) ada empat macam tehnik pengumpulan
data, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan gabungan /triangulasi.
2.2
Teknik
Pengumpulan Data Kualitatif
1.
Teknik
Wawancara
Wawancara merupakan
alat rechecking atau pembuktian
terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya.Teknik wawancara
yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara
mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau
orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara
dan informan terlibat dalam kehidupan social yang relatif lama (Sutopo 2006: 72).Interview
adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan
secara lisan untuk-dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari interview adalah
kontak langsung dengan tatap muka (face
to face relation ship) antara si pencari informasi (interviewer atau
informan hunter) dengan sumber informasi (interviewee) (Sutopo 2006: 74).
Jenis interview
meliputi interview bebas, interview terpimpin, dan interview bebas terpimpin
(Sugiyono, 2008: 233). Interview bebas, yaitu pewawancara bebas menanyakan apa
saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang dikumpulan. Interview terpimpin,
yaitu interview yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan
pertanyaan lengkap dan terperinci.Interview bebas terpimpin, yaitu kombinasi
antara interview bebas dan interview terpimpin.Oleh karena itu dalam melakukan
wawancara ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat
mewawancarai responden adalah :
v
Intonasi suara
v
Kecepatan berbicara
v
Sensitifitas
pertanyaan
v
Kontak mata, dan
v
Kepekaan nonverbal.
Dalam mencari informasi,
peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang
dilakukan dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan
keluarga responden) (Sugiyono, 2008: 227). Beberapa tips saat melakukan
wawancara adalah:
v
Mulai dengan
pertanyaan mudah
v
Mulai dengan informasi
fakta
v
Hindari pertanyaan
multiple
v
Jangan menanyakan
pertanyaan pribadi sebelum building raport
v
Ulang kembali jawaban
untuk klarifikasi
v
Berikan kesan positif,
dan
v
Kontrol emosi negatif.
Proses pengumpulan
data kualitatif dengan wawancara memiliki kelebihan dan kekurangan. Beberapa
kelebihannya antara lain, wawancara menyediakan informasi yang berguna ketika
peneliti tidak bisa langsung melakukan observasi, narasumber dibolehkan untuk
memberikan informasi yang sejelas-jelasnya. Dibandingkan dengan observasi,
peneliti(pewawancara) lebih mempunyai kontrol yang baik dalam memeroleh hasil
wawancara dikarenakan pewawancara dapat mengajukan pertanyaan yang lebih
spesifik guna memeroleh informasi.
Kekurangannya antara lain; hal yang
memungkinkan dapat terjadi ialah kehadiran dari peneliti sendiri yang akan
mempengaruhi tanggapan dari narasumber. Tanggapan narasumber dapat beragam
dalam segi artikulasi dan perspektif pendapat. Hal yang tidak boleh dilupakan
yakni mengenai alat yang akan digunakan dalam proses wawancara. Peneliti perlu
mengatur alat rekam guna meminimalisir kesalahan. Menurut Gaya dkk, Cresswell
dan Sugiono, wawancara dibagi menjadi dua yakni unstruktural interviews
(wawancara tidak terstruktur) dan
structural interview.
a.
Wawancara
Terstruktur
Dalam wawancara ini
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi yang akan
diperoleh.Oleh kareana itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah
menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif jawabannya pun telah disiapkan.Dengan wawancara terstruktur ini
pula, pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul
data. Berikut contoh pertanyaan dalam wawancara terstruktur
b.
Wawancara
Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur
adalah wawancara yang bebas dimana penelii tidak menggunakan pedoman wawancara
yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengupulan datanya.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan
yang akan ditanyakan. Wawancara ini sering digunakan dalam penelitian
pendahuluan atau malah penelitian yang lebih mendalam tentang responden.
Peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang bagaimana isu atau
permasalahan yang ada pada objek sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti permasalahan atau variabel yang
akan diteliti.
A.
Jenis-Jenis Wawancara
Selanjutnya,
wawancara memiliki beberapa jenis antara lain:
v
One-on-One Interviews,
proses interview ini dimana pewawancara menanyakan beberapa pertanyaan dan merekam
jawaban hanya dari satu narasumber pada waktu itu. Jenis interview ini termasuk jenis yang paling ideal karena narasumber
dapat mengutarakan pendapatnya dengan nyaman.
v Focus Group Interviews,
jenis interview ini dapat digunakan untuk mewawancarai suatu kelompok yang
terdiri dari banyak narasumber, idealnya empat sampai enam orang.
v
Telephone Interviews,
pengumpulan data jenis wawancara ini dengan media telepon. Hal yang dibutuhkan
dalam jenis interview ini aalah
telepon yang disambungkan dengan media perekam guna mendapatkan rekaman yang
jelas
v
E-mail Interviews,
pengumpulan data interview melalui koneksi internet.
Menurut Emzir, tidak
ada satu cara pun yang dianggap paling baik dalam melakukan wawancara. Berikut
beberapa hal penting yang perlu diperhatikanketika melakukan wawancara:
v
Dengarkan dengan penuh perhatian dan jawab dengan
sewajarnya. “Listening is the most
important part of interviewing”.
v
Jangan memotong pembicaraan, belajar bagaimana menunggu
giliran.
v
Pelihara kontrol bicara (bersikap sabar) ketika narasumber
sedang berpikir. Hindari pertanyaan yang mengarah, gunakan open-ended pertanyaan.
v
Pahami betul apa yang narasumber utarakan dan betanya ketika
ada hal yang tidak dimengerti.
v
Jangan bersikap menghakimi pandagan maupun kepercayaan
narasumber. Tetap bersikap netra, ingat bahwa tujuan dari wawancara adalah
mengumpulkan dan memahami beberpa perspektif bukan setuju atau tidak setuju
terhadap penapat narasumber.
v
Hindari perdebatan dengan narasumber dikarenakan pendapat
yang diutarakan. Peneliti hanya merekam bukan berdebat.
B.
Proses
Wawancara
Setelah kita memahami
hal tersebut, berikut ini merupakan proses-proses yang perlu dilakukan sebelum
melakukan wawancara.
v
Mengidentifikasi calon narasumber.
v
Tentukan jenis interview yang ingin digunakan.
v
Selama proses wawancara, rekam pertanyaan dan respon yang
didapat. Hal ini akan memberikan hasil percakapan yang akurat. Gunakan lapel microphone sejenis microphone
kecil yang di temple dikerah baju.
v
Buatlah catatan ringkas selama proses wawancara.
v
Carilah tempat yang cocok untuk pelaksanaan wawancara untuk
menghindari gangguan-gangguan dari lingkungan sekitar.
v
Memperoleh surat persetujuan dari narasumber untuk
berpartisipasi dalam wawancara.
v
Bersikap fleksibel. Selama wawancara haruslah terpusat pada
pertanyaan yang sudah dirancang tetapi tetap fleksibel dengan mengikuti alur
pembicaraan.
v
Gunakan probes untuk
mendapatkan informasi tambahan. Probes
adalah sejenis pertanyaan tambahan yang diajuka pewawancara guna memeroleh
informasi lebih.
2.
Teknik
Observasi
Pengamatan dalam
istilah sederhana adalah proses peneliti dalam melihat situasi penelitian.
Teknik ini sangat relevan digunakan dalam penelitian kelas yang meliputi
pengamatan kondisi interaksi pembelajaran, tingkah laku anak dan interaksi anak
dan kelompoknya. Pengamatan dapat dilakukan secara bebas dan terstruktur. Alat
yang bisa digunakan dalam pengamatan adalah lembar pengamatan, ceklist, catatan
kejadian dan lain-lain.
Beberapa informasi
yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan,
objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, perasan. Alasan peneliti
melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau
kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia,
dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan
umpan balik terhadap pengukuran tersebut.
1.
Observasi
partisipatif
Metode pengumpulan
data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian
responden.
2.
Observasi terus
terang atau tersamar
Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus
terang kepada sumber data, bahwa ia akan melakukan penelitian, sehingga mereka
yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas si peneliti.
Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam
observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan
data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau si peneliti menyatakan terus
terang maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan penenlitian.
3.
Observasi tak
berstruktur
Observasi
yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti
atau pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati
suatu objek.Manfaat dari observasi ini aantara lain peneliti akan lebih mampu
memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat
diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh, dengan observasi akan
diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan
pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan
sebelumnya. Pendekatan induktif ini membuka kemungkinan penemuan atau discovery.
3.
Teknik Kuesioner
Angket atau kuesioner
merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak
langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan
datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab atau direspon oleh responden (Sutopo, 2006: 82). Responden mempunyai
kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya.
Kuesioner (angket) merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, dimana
peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden (Sutopo, 2006: 87).
Karena angket dijawab atau diisi oleh responden dan peneliti tidak selalu
bertemu langsung dengan responden, maka dalam menyusun angket perlu
diperhatikan beberapa hal:
a. Pertama, sebelum
butir-butir pertanyaan atau peryataan ada pengantar atau petunjuk pengisian.
b. Kedua, butir-butir
pertanyaan dirumuskan secara jelas menggunakan kata-kata yang lazim digunakan
(popular), kalimat tidak terlalu panjang dan
c. Ketiga,
untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur disesuaikan
kolom untuk menuliskan jawaban atau respon dari responden secukupnya.
4.
Teknik
Dukumentasi
Kata dokumen berasal
dari bahasa latin yaitu docere, yang
berati mengajar. Pengertian dari kata
dokumen menurut Louis Gottschalk (1986: 38) seringkali digunakan para ahli
dalam dua pengertian, yaitu pertama,
berarti sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada
kesaksian lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan
petilasan-petilasan arkeologis. Pengertian kedua,
diperuntukan bagi surat-surat resmi dan surat-surat negara seperti surat
perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi, dan lainnya. Lebih lanjut,
Gottschalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertianya yang lebih
luas berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun,
baik itu yang berupa tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.
G.J. Renier,
sejarawan terkemuka dari University
college Lodon, (1997; 104 )menjelaskan istilah dokumen dalam tiga
pengertian, pertama dalam arti
luas, yaitu yang meliputi semua sumber, baik sumber tertulis maupun lisan;
kedua dalam arti sempit, yaitu
yang meliputi semua sumber tertulis saja; ketiga
dalam arti spesifik, yaitu hanya yang meliputi surat-surat resmi dan
surat-surat Negara, seperti surat perjanjian, undang-undang konsesi, hibah dan
sebagainya.
Dari berbagai pengertian diatas, maka
dapat ditarik benang merahnya bahwa dokumen merupakan sumber data yang
digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis, film,
gambar (foto), dan karya-karya monumental, yang semua itu menberikan informasi
bagi proses penelitian.
Data dalam penelitian
kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi dan wawancara. Akan tetapi
ada pula sumber bukan manusia, non human
resources, diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Studi dokumen
yang dilakukan oleh para peneliti kualitatif, posisinya dapat dipandang sebagai
“nara sumber” yang dapat menjawab pertanyaan; “Apa tujuan dokumen itu ditulis?;
Apa latar belakangnya?; Apa yang dapat dikatakan dokumen itu kepada peneliti?;
Dalam keadaan apa dokumen itu ditulis?; Untuk siapa?; dan sebagainya.(Nasution,
2003; 86).
Menurut Sugiyono
(2008; 83) studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode obsevasi
dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian
kualitatif ini akan semakin tinggi jika melibatkan / menggunakan studi dokumen
ini dalam metode penelitian kualitatifnya hal senada diungkapkan Bogdan
(seperti dikutip Sugiyono) “ in most
tradition of qualitative research, the phrase personal document is used broadly
lo refer to any first person narrative produce by an individual which describes
his or her own actions, experience, and beliefs”.
Ada beberapa
keuntungan dari penggunaan studi dokumen dalam penelitian kualitatif, seperti
yang dikemukakan Nasution (2003; 85):
v
Bahan dokumenter itu telah ada, telah tersedia, dan siap
pakai
v
Penggunaan bahan ini
tidak meminta biaya
v
Hanya memerlukan waktu
untuk mempelajarinya
v
Hanyak yang dapat
ditimba pengetahuan dari bahan itu bila dianalisis dengan cermat, yang berguna
bagi penelitian yang dijalankan
v
Dapat memberikan latar
belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian
v
Dapat dijadikan bahan
triangulasi untuk mengecek kesesuaian data
v
Merupakan bahan utama
dalam penelitian historis.
5.
Teknik
Trigulasi
Triangulasi
merupakan cara pemeriksaan keabsahan data yang paling umum digunakan. Cara ini
dilakukan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam kaitan ini Patton (dalam
Sutopo, 2006: 92) menjelaskan teknik triangulasi yang dapat digunakan. Teknik
triangulasi yang dapat digunakan menurut Patton meliputi,
a. Triangulasi data
b. Triangulasi
peneliti
c. Triangulasi
metodologi
d. Triangulasi
teoretis
Pada dasarnya triangulasi
merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multi
perspektif. Artinya, guna menarik suatu kesimpulan yang mantap diperlukan
berbagai sudut pandang berbeda.Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi
diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan
pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data
sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan
berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
v
Triangulasi data
Teknik triangulasi data dapat
disebut juga triangulasi sumber. Cara ini mengarahkan peneliti agar di dalam
mengumpulkan data, ia berusaha menggunakan berbagai sumber yang ada.
v
Triangulasi Peneliti
Triangulasi peneliti adalah hasil penelitian baik yang
berupa data maupun kesimpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya
dapat diuji oleh peneliti lain (Sutopo,2006:93). Triangulasi peneliti
dapat dilakukan dengan menyelenggarakan diskusi atau melibatkan beberapa
peneliti yang memiliki pengetahuan yang mencukupi.
v Triangulasi
Metodologis
Teknik triangulasi metode digunakan
dengan cara mengumpulkan data sejenis tetapi menggunakan metode yang berbeda
(Patton dalam Sutopo, 2006: 93).
v
Triangulasi Teoretis
Triangulasi jenis ini dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang
dikaji (Patton dalam Sutopo, 2006: 98). Oleh karena itu, dalam melakukan jenis
triangulasi ini, peneliti harus memahami teori-teori yang digunakan dan
keterkaitannya dengan permasalahan yang diteliti sehinngga mampu menghasilkan
simpulan yang mantap.
|
TINDAK TUTUR TUTOR DALAM
INTERAKSI PEMBELAJARANA KETERAMPILAN PADA PROGRAM PAKET B DI SKB DI KABUPATEN
TOLITOLI
Tugas : Penelitian Kualitatif (Teknik Pengumpulan Data
Kualitatif)
Judul
Tesis
|
TINDAK TUTUR TUTOR DALAM
INTERAKSI PEMBELAJARANA KETERAMPILAN PADA PROGRAM PAKET B DI SKB DI KABUPATEN
TOLITOLI
|
Nama
|
Fonny
Kaluku
|
NPM
|
2091030334
|
Tahun
|
2012
|
1.Pendahuluan
|
Tesisi
ini membahas tentang tindak tutur tutor, yang menentukan keberhasilan
pembelajaran baik regular maupun intensif di kelas program paket B.
berdasarkan karakteristik tindak tutur tutor, dapat diprediksikan apakah
interaksi pembelajaran berlangsung dinamis, menyenangkan dan menggambarkan
interaksi verbal tersebut, dapat ditentukan bagaimana bagaimana seorang tutor
mengolah peserta didik selama pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan
uraian diatas maka focus utama
penelitian ini yaitu, tentang Tindak
Tutur Tutor Dalam Interaksi Pembelajarana Keterampilan Pada Program Paket B
Di Skb Di Kabupaten Tolitoli.
|
2.
Metode Penelitin
|
|
a. Pendekatan dan Jenis Penelitian
|
Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif. jenis
penelitiannya adalah penelitian
deskriptif. Peneliti memilih penelitian ini berdasarkan suatu
pertimbangan bahwa penelitian-penelitian ini termasuk ke dalam penelitian
kualitatif yang mendeskripsikan apa adanya objek yang diteliti yaitu tentang
satu latar, satu subjek atau satu peristiwa tertentu.
Pendekatan
dengan pendekatan kualitatif memiliki ciri-ciri seperti seperti yang
dikemukakan oleh Bogdan dan Bikelen (1982:4-7) yaitu (1) data diambil
berdasarkan latar alamiah (natural setting), (2) bersifat deskriptif, (3)
lebih mengutamakan proses dari pada hasil, (4) menganalisis data secara
induktif, (5) makna merupakan perhatian utama, serta selain lima poin
tersebut ditambahkan pula yaitu, (1) peneliti adalah instrument penelitian
dan, (2) hubungan tiga sudut antara peneliti, data dan subjek data.
|
b. Setting dan Subjek Penelitian
v Setting Penelitian
v
Subjek
Penelitian
|
Penelitian
ini dilaksanakan di SKB kabupaten tolitoli. Subjek penelitian ini adalah
tutor pengajar keterampilan kelas VIII d SKB kabupaten tolitoli, karena tutor
keterampilan dapat memotivasi keinginan belajar peserta didik dalam rangka
meningkatkan pengetahuan, minat dan bakat serta dapat menciptakan suasana
yang menyenangkan dan menggambarkan interaksi yang baik, dalam proses
pembelajaran.
Subjek
penelitian ini adalah tutor pembelajaran keterampilan di kelas VIII di SKB
Kabupaten Tolitoli. Nama subjek penelitian: Erniwati, S.Pd; umur 45 tahun;
jenis kelamin perempuan; Pengelaman mengajar; 19 tahun pada pendidikan
nonformal, memiliki pendidikan minimal strata 1, aktif mengikuti berbagai
pelatihan pendidikan nonformal, dan mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan
baik dan benar.
|
c. Prosedur Penelitian
|
(a) Tahap Pralapangan
Meliputi tahap penyusunan, perencanaa, dan penyiapan segala bentuk
materi sesuatu yang dibutuhkan sebagai bahan dasar tahap berikutnya. Pada
tahap ini meliputi (1) penyusunan penelitain meliputi latar belakang, kajian
pustaka, penentuan instrument, perencanan pengumpulan data, perekaman data,
dan perencanaan prosedur analisis, (2) penentuan di mana dan dari siapa data
diperoleh, (3) menyiapkan sarana dan prasarana (logistic).
(b) Tahap lapangan
Merupakan tahap pengumpulan informasi atau ekplorasi terfokus. (1)
pengumpulan data, (2) pengorganisasian data, (pentuturan data), (4)
pengkategorian data.
(c) Tahap Pascalapangan
Dalam penelitian ini berupa penyusunan laporan akhir penelitian dengan
terlebih dahulu secara rutin berkonsultasi dengan dosen pembimbing
penelitian.
|
(d) Pengumpulan Data Dan Instrument Penelitian
v Pengumpulan Data
v
Instrumen
Peneltian
|
Untuk
mengumpulkan data yakni berupa tindak tutur tutor dalam interaksi pembelajrana
keterampilan di kelas VIII pada program paket B di SKB Kabupaten Tolitoli.
Peneliti menggunakan teknik pencatatan terhadap
tindak tutur tutor yang diucapkan pada pelaksanaan pembelajaran keterampilan
dan melalui observasi atau pengamatan pada
saat proses pembelajaran berlangsung. Teknik pengumpulan data melalui observasi adalah merekam kejadian
atau proses tindak tutur yang terjadi saat itu yang merupakan objek
penelitian.
Observasi
yang dikaukan peneliti memiliki langkah yaitu melalui pengidentivikasian
tindak tutur yang disampaikan oleh tutor keterampilan kelas VIII pada program
paket B di SKB Kabupaten Tolitoli.
Instrument
yang digunakan untuk menjaring data dalam penelitian ini terdiri atas (1)
instrument kunci, yag merupakan peneliti it sendiri dan, (2) instrument
penunjang yang meliputi, alat bantu berupa alat perekam elektronik dan
panduan catatan data lapangan.
|
(e) Analisis Data
v Pereduksian Data
v
Pendisplaian
Data
v
Penarikan
Simpulan/Verivikasi
|
Proses
reduksi data dilakukan peneliti melaui kegiatan penyeleksian, pemfokusan,
penyederhanaan, pengabstraksian dan pentransferan data ‘mentah’ yang telah
diperoleh menjadi data yang ‘siap’ di analisis.
Sejalan
dengan dengan tahap reduksi data, kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap
ini adalah, mengorganisasikan dan menganalisis tindak tutur tutor pada proses
pembelajaran. Bentuk dari pendispalian data adalah munculnya jenis
tindaktutur dan strategi tindak tutur.
Tahap
ini merupakan penyikapan tindak lanjut dari hasil olahan data pada tahap
sebelumnya. Bada tahap ini meliputi (1) hasil analisi yang berupa deskripsi
mengenai jenis tindak tutur tutor pada saat pembelajaran keterampilan di
kelas, (2) hasil analisi yang berupa deskripsi mengenai strategi tindak tutur
tutor pada saat pembelajaran keterampilan di kelas,
|
(f) Pengecekan Keabsahan Data
|
Pada
bagian ini meliputi, (1) mengecek kembali data pada sumber data yang
diperoleh, (2) mengkonfirmasikan hasil transkrip kepada tutor keterampilan
sebagai subjek penelitian, (3) diskusi dengan teman sejawat, dan (4)
mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing tentang kualitas dan kuantitas data
yang diperoleh.
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan di atas, selanjutnya dapat diperoleh kesimpulan tentang
metode-metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sebagai berikut :
1. Metode penelitian
kualitatif ini berisi tentang bahan prosedur dan strategi yang digunakan dalam
riset, serta keputusan- keputusan yang dibuat tentang desain riset. Dalam
penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian naturalistik
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih
bersifat kualitatif.
2. Metode pengumpulan
data dikelompokan menjadi dua, yaitu metode yang bersifat interaktif dan
non-interaktif. Metode yang bersifat interaktif meliputi teknik wawancara
mendalam, observasi berperan, dan focus
group discussion. Sedangkan metode yang bersifat non-interaktif meliputi
teknik kuesioner, mencatat dokumen, dan partisipasi tidak berperan. Menurut
Sugiyono teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara mendalam,
dokumentasi dan triangulasi atau gabungan.
3. Tehnik yang digunakan
dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :
a. Teknik wawancara
adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan
secara lisan untuk-dijawab secara lisan pula dengan cirri utama berupa kontak
langsung dengan tatap muka (face to face
relationship)antara si pencari informasi (interviewer atau information
hunter) dengan sumber informasi (interviewee).
b. Observasi adalah
metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui
pengamatan dan pengindraan. Ada 3 jenis observasi yaitu observasi partisipatif,
observasi terus terang atau tersamar, observasi tak terstruktur
c. Kuesioner (angket)
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung bertanya kepada responden.
d. Teknik dokumen
merupakan teknik pengumpulan data dengan sumber bukan manusia, non human resources, diantaranya
dokumen, dan bahan statistik.
e. Teknik triangulasi,
triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah
ada. Ada beberapa jenis triangulasi antara lain : triangulasi data, triangulasi
peneliti, triangulasi metodologis, triangulasi teoritis.
Daftar
Pustaka
Bungin,
M. Burhan, 2008. Penelitian kualitatif;
Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta:
Kencana
Creswell,
John W 2002. Research Design:
Qualitative and Quantitative Approaches. London: Sage Publications.
Gottschalk,
Louis. 1986. Understanding History; A
Primer of Historical Method (terjemahan Nugroho Notosusanto). Jakarta: UI
Press.
Moleong,
Lexy J.2007. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sugiyono,
2008.Metode Penelitian kuantitatife,
Kualitatife, dan R & D. Bandung: ALFABETA.
Sutopo, HB. 2006, Metode Penelitian Kualitatif, Surakarta: UNS Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar