Kamis, 12 Januari 2017



PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Penelian kualitatif merupakan sebuah penelitian yang  digunakan untuk mengungkapkan permasalahan dalam kehidupan kerja organisasi pemerintah, swasta, kemasyarakatan, kepemudaan, perempuan, olah raga, seni dan budaya, dan lain-lain sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan untuk dilaksanakan demi kesejahteraan bersama. Menurut Sugiyono, (2008: 205) “ Masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara, tentative dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada dilapangan”.
Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Cresswell, 1998: 15). Bogdan dan Taylor (Moleong,2007: 3) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Dalam penelitian kualitatif akan terjadi tiga kemungkinan terhadap masalah yang akan diteliti yaitu (1) masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sejak awal sampai akhir penelitian sama, sehingga judul proposal dengan judul laporan penelitian sama, (2) masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki penelitian berkembang yaitu diperluas/diperdalam masalah yang telah disiapkan dan tidak terlalu banyak perubahan sehingga judul penelitian cukup disempurnakan, (3) masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki lapangan berubah total sehingga harus diganti masalah sebab judul proposal dengan judul penelitian tidak sama dan judulnya harus diganti.

Peneliti kualitatif yang merubah masalah atau ganti judul penelitiannya setelah memasuki lapangan penelitian atau setelah selesai merupakan peneliti kualitatif yang lebih baik, karena dipandang mampu melepaskan apa yang dipikirkan sebelumnya, dan selanjutnya mampu melihat fenomena secara lebih luas dan mendalam sesuai dengan apa yang terjadi dan berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Asumsi tentang gejala dalam penelitian kulitatif adalah bahwa gejala dari suatu obyek itu sifatnya tunggal dan parsial. Berdasarkan gejala tersebut peneliti dapat menentukan variable-variabel yang akan diteliti. Gejala itu bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan) yaitu situasi sosial yang meliputi (1) aspek tempat atau place, (2) aspek pelaku atau actor, (3) aspek aktifitas-activity, yang ketiganya berinteraksi secara sinergis.
Kegiatan yang harus  dilakukan pada penelitian kualitatif pada tahap pra-lapangan adalah menyusun rancangan penelitian yang memuat latar belakang masalah dan alasan pelaksanaan penelitian, studi pustaka, penentuan lapangan penelitian, penentuan jadwal penelitian, pemilihan alat penelitian, rancangan pengumpulan data, rancangan prosedur analisa data, rancangan perlengkapan yang diperlukan dilapangan, rancangan pengecekan kebenaran data.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian.Hal ini karena tujuan utama dari penelitian itu sendiri adalah untuk memperoleh data. Dengan demikian, maka tanpa mengetahui tehnik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan memperoleh data yang memenuhi standar yang ditetapkan.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan diatas, dan berdasarkan pula topik pembahasan, maka permasalahan yang dibahas dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan pengumpulan data pada penelitian kualitatif
2.      Teknik pengumpulan data apasajakah yang digunakan pada penelitian kualitatif.

2.3  Tujuan Masalah
Sesuai dengan perumusan masalah yang dipaparkan di atas, maka tujuan dari penulisan ini adalah :
1.      Untuk mengetahuipengertian dari pengumpulan data penelitian kualitatif
2.      Untuk mengetahui teknik apa saja yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian kualitatif.





















BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Pengumpulan Data
Metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Metode penelitian kualitatif ini berisi tentang bahan prosedur dan strategi yang digunakan dalam riset, serta keputusan- keputusan yang dibuat tentang desain riset. 
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan sangat penting dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang memiliki kredibilitas tinggi, dan sebaliknya. Oleh karena itu, tahap ini tidak boleh salah dan harus dilakukan dengan cermat sesuai prosedur dan ciri-ciri penelitian kualitatif (sebagaimana telah dibahas pada materi sebelumnya). Sebab, kesalahan atau ketidaksempurnaan dalam metode pengumpulan data akan berakibat fatal, yakni berupa data yang tidak credible, sehingga hasil penelitiannya tidak bisa dipertanggungjawabkan. Hasil penelitian demikian sangat berbahaya, lebih-lebih jika dipakai sebagai dasar pertimbangan untuk mengambil kebijakan publik.
Misalnya, jika peneliti ingin memperoleh informasi mengenai persepsi guru terhadap kurikulum yang baru, maka teknik yang dipakai ialah wawancara, bukan observasi. Sedangkan jika peneliti ingin mengetahui bagaimana guru menciptakan suasana kelas yang hidup, maka teknik yang dipakai adalah observasi. Begitu juga jika, ingin diketahui mengenai kompetensi siswa dalam matapelajaran tertentu, maka teknik yang dipakai adalah tes, atau bisa juga dokumen berupa hasil ujian.


Dengan demikian, informasi yang ingin diperoleh menentukan jenis teknik yang dipakai (materials determine a means). Itu pun masih ditambah dengan kecakapan peneliti menggunakan teknik-teknik tersebut. Bisa saja terjadi karena belum berpegalaman atau belum memiliki pengetahuan yang memadai, peneliti tidak berhasil menggali informasi yang dalam, sebagaimana karakteristik data dalam penelitian kualitatif, karena kurang cakap menggunakan teknik tersebut, walaupun teknik yang dipilih sudah tepat. Solusinya terus belajar.
Menurut Sutopo (2006: 9), metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum dikelompokkan ke dalam dua jenis cara, yaitu teknik yang bersifat interaktif dan non-interaktif. Metode interaktif meliputi interview dan observasi berperanserta, sedangkan metode noninteraktif meliputi observasi takberperanserta, tehnik kuesioner,  mencatat dokumen, dan partisipasi tidak berperan.Sedangkan Sugiyono (2008: 63) ada empat macam tehnik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan gabungan /triangulasi.

2.2  Teknik Pengumpulan Data Kualitatif
1.      Teknik Wawancara
Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya.Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan social yang relatif lama (Sutopo 2006: 72).Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk-dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari interview adalah kontak langsung dengan tatap muka  (face to face relation ship) antara si pencari informasi (interviewer atau informan hunter) dengan sumber informasi (interviewee) (Sutopo 2006: 74).
Jenis interview meliputi interview bebas, interview terpimpin, dan interview bebas terpimpin (Sugiyono, 2008: 233). Interview bebas, yaitu pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang dikumpulan. Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci.Interview bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara interview bebas dan interview terpimpin.Oleh karena itu dalam melakukan wawancara ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden adalah :
v  Intonasi suara
v  Kecepatan berbicara
v  Sensitifitas pertanyaan
v  Kontak mata, dan
v  Kepekaan nonverbal.
Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga responden) (Sugiyono, 2008: 227). Beberapa tips saat melakukan wawancara adalah:
v  Mulai dengan pertanyaan mudah
v  Mulai dengan informasi fakta
v  Hindari pertanyaan multiple
v  Jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building raport
v  Ulang kembali jawaban untuk klarifikasi
v  Berikan kesan positif, dan
v  Kontrol emosi negatif.
Proses pengumpulan data kualitatif dengan wawancara memiliki kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihannya antara lain, wawancara menyediakan informasi yang berguna ketika peneliti tidak bisa langsung melakukan observasi, narasumber dibolehkan untuk memberikan informasi yang sejelas-jelasnya. Dibandingkan dengan observasi, peneliti(pewawancara) lebih mempunyai kontrol yang baik dalam memeroleh hasil wawancara dikarenakan pewawancara dapat mengajukan pertanyaan yang lebih spesifik guna memeroleh informasi.
Kekurangannya antara lain; hal yang memungkinkan dapat terjadi ialah kehadiran dari peneliti sendiri yang akan mempengaruhi tanggapan dari narasumber. Tanggapan narasumber dapat beragam dalam segi artikulasi dan perspektif pendapat. Hal yang tidak boleh dilupakan yakni mengenai alat yang akan digunakan dalam proses wawancara. Peneliti perlu mengatur alat rekam guna meminimalisir kesalahan. Menurut Gaya dkk, Cresswell dan Sugiono, wawancara dibagi menjadi dua yakni unstruktural interviews (wawancara tidak  terstruktur) dan structural interview.

a.      Wawancara Terstruktur
Dalam wawancara ini peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi yang akan diperoleh.Oleh kareana itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan.Dengan wawancara terstruktur ini pula, pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data. Berikut contoh pertanyaan dalam wawancara terstruktur
b.      Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana penelii tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengupulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara ini sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau malah penelitian yang lebih mendalam tentang responden. Peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang bagaimana isu atau permasalahan yang ada pada objek sehingga peneliti dapat menentukan  secara pasti permasalahan atau variabel yang akan diteliti.


A.    Jenis-Jenis Wawancara
Selanjutnya, wawancara memiliki beberapa jenis antara lain:
v  One-on-One Interviews, proses interview ini dimana pewawancara menanyakan beberapa pertanyaan dan merekam jawaban hanya dari satu narasumber pada waktu itu. Jenis interview ini termasuk jenis yang paling ideal karena narasumber dapat mengutarakan pendapatnya dengan nyaman.
v  Focus Group Interviews, jenis interview ini dapat digunakan untuk mewawancarai suatu kelompok yang terdiri dari banyak narasumber, idealnya empat sampai enam orang.
v  Telephone Interviews, pengumpulan data jenis wawancara ini dengan media telepon. Hal yang dibutuhkan dalam jenis interview ini aalah telepon yang disambungkan dengan media perekam guna mendapatkan rekaman yang jelas
v  E-mail Interviews, pengumpulan data interview melalui koneksi internet.
Menurut Emzir, tidak ada satu cara pun yang dianggap paling baik dalam melakukan wawancara. Berikut beberapa hal penting yang perlu diperhatikanketika melakukan wawancara:
v  Dengarkan dengan penuh perhatian dan jawab dengan sewajarnya. “Listening is the most important part of interviewing”.
v  Jangan memotong pembicaraan, belajar bagaimana menunggu giliran.
v  Pelihara kontrol bicara (bersikap sabar) ketika narasumber sedang berpikir. Hindari pertanyaan yang mengarah, gunakan open-ended pertanyaan.
v  Pahami betul apa yang narasumber utarakan dan betanya ketika ada hal yang tidak dimengerti.
v  Jangan bersikap menghakimi pandagan maupun kepercayaan narasumber. Tetap bersikap netra, ingat bahwa tujuan dari wawancara adalah mengumpulkan dan memahami beberpa perspektif bukan setuju atau tidak setuju terhadap penapat narasumber.
v  Hindari perdebatan dengan narasumber dikarenakan pendapat yang diutarakan. Peneliti hanya merekam bukan berdebat.

B.     Proses Wawancara
Setelah kita memahami hal tersebut, berikut ini merupakan proses-proses yang perlu dilakukan sebelum melakukan wawancara.
v  Mengidentifikasi calon narasumber.
v  Tentukan jenis interview yang ingin digunakan.
v  Selama proses wawancara, rekam pertanyaan dan respon yang didapat. Hal ini akan memberikan hasil percakapan yang akurat. Gunakan lapel microphone sejenis microphone kecil yang di temple dikerah baju.
v  Buatlah catatan ringkas selama proses wawancara.
v  Carilah tempat yang cocok untuk pelaksanaan wawancara untuk menghindari gangguan-gangguan dari lingkungan sekitar.
v  Memperoleh surat persetujuan dari narasumber untuk berpartisipasi dalam wawancara.
v  Bersikap fleksibel. Selama wawancara haruslah terpusat pada pertanyaan yang sudah dirancang tetapi tetap fleksibel dengan mengikuti alur pembicaraan.
v  Gunakan probes untuk mendapatkan informasi tambahan. Probes adalah sejenis pertanyaan tambahan yang diajuka pewawancara guna memeroleh informasi lebih.

2.      Teknik Observasi
Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam melihat situasi penelitian. Teknik ini sangat relevan digunakan dalam penelitian kelas yang meliputi pengamatan kondisi interaksi pembelajaran, tingkah laku anak dan interaksi anak dan kelompoknya. Pengamatan dapat dilakukan secara bebas dan terstruktur. Alat yang bisa digunakan dalam pengamatan adalah lembar pengamatan, ceklist, catatan kejadian dan lain-lain.
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, perasan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.
1.      Observasi partisipatif
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden.
2.      Observasi terus terang atau tersamar
Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia akan melakukan penelitian, sehingga mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas si peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau si peneliti menyatakan terus terang maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan penenlitian.
3.      Observasi tak berstruktur
Observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek.Manfaat dari observasi ini aantara lain peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh, dengan observasi akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif ini membuka kemungkinan penemuan atau  discovery.

3.      Teknik Kuesioner
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden (Sutopo, 2006: 82). Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya.
Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden (Sutopo, 2006: 87). Karena angket dijawab atau diisi oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu langsung dengan responden, maka dalam menyusun angket perlu diperhatikan beberapa hal:
a.       Pertama, sebelum butir-butir pertanyaan atau peryataan ada pengantar atau petunjuk pengisian.
b.      Kedua, butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas menggunakan kata-kata yang lazim digunakan (popular), kalimat tidak terlalu panjang dan
c.       Ketiga, untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur disesuaikan kolom untuk menuliskan jawaban atau respon dari responden secukupnya.

4.      Teknik Dukumentasi
Kata dokumen berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang berati mengajar. Pengertian dari kata dokumen menurut Louis Gottschalk (1986: 38) seringkali digunakan para ahli dalam dua pengertian, yaitu pertama, berarti sumber tertulis  bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan arkeologis. Pengertian kedua, diperuntukan bagi surat-surat resmi dan surat-surat negara seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi, dan lainnya. Lebih lanjut, Gottschalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertianya yang lebih luas berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang berupa tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.
G.J. Renier, sejarawan terkemuka dari University college Lodon, (1997; 104 )menjelaskan istilah dokumen dalam tiga pengertian, pertama  dalam arti luas, yaitu yang meliputi semua sumber, baik sumber tertulis maupun lisan;  kedua dalam arti sempit, yaitu yang meliputi semua sumber tertulis saja; ketiga dalam arti spesifik, yaitu hanya yang meliputi surat-surat resmi dan surat-surat Negara, seperti surat perjanjian, undang-undang konsesi, hibah dan sebagainya.
Dari berbagai pengertian diatas, maka dapat ditarik benang merahnya bahwa dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis, film,  gambar (foto), dan karya-karya monumental, yang semua itu menberikan informasi bagi proses penelitian.
Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi dan  wawancara. Akan tetapi ada pula sumber bukan manusia, non human resources, diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Studi dokumen yang dilakukan oleh para peneliti kualitatif, posisinya dapat dipandang sebagai “nara sumber” yang dapat menjawab pertanyaan; “Apa tujuan dokumen itu ditulis?; Apa latar belakangnya?; Apa yang dapat dikatakan dokumen itu kepada peneliti?; Dalam keadaan apa dokumen itu ditulis?; Untuk siapa?; dan sebagainya.(Nasution, 2003; 86).
Menurut Sugiyono (2008; 83) studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode obsevasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan semakin tinggi jika melibatkan / menggunakan studi dokumen ini dalam metode penelitian kualitatifnya hal senada diungkapkan Bogdan (seperti dikutip Sugiyono) “ in most tradition of qualitative research, the phrase personal document is used broadly lo refer to any first person narrative produce by an individual which describes his or her own actions, experience, and beliefs”.


Ada beberapa keuntungan dari penggunaan studi dokumen dalam penelitian kualitatif, seperti yang dikemukakan Nasution (2003; 85):
v  Bahan dokumenter itu telah ada, telah tersedia, dan siap pakai
v  Penggunaan bahan ini tidak meminta biaya
v  Hanya memerlukan waktu untuk mempelajarinya
v  Hanyak yang dapat ditimba pengetahuan dari bahan itu bila dianalisis dengan cermat, yang berguna bagi penelitian yang dijalankan
v  Dapat memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian
v  Dapat dijadikan bahan triangulasi untuk mengecek kesesuaian data
v  Merupakan bahan utama dalam penelitian historis.
5.      Teknik Trigulasi
Triangulasi merupakan cara pemeriksaan keabsahan data yang paling umum digunakan. Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam kaitan ini Patton (dalam Sutopo, 2006: 92) menjelaskan teknik triangulasi yang dapat digunakan. Teknik triangulasi yang dapat digunakan menurut Patton meliputi,
a.       Triangulasi data
b.      Triangulasi peneliti
c.       Triangulasi metodologi
d.      Triangulasi teoretis
Pada dasarnya triangulasi merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multi perspektif. Artinya, guna menarik suatu kesimpulan yang mantap diperlukan berbagai sudut pandang berbeda.Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
v  Triangulasi data
Teknik triangulasi data dapat disebut juga triangulasi sumber. Cara ini mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia berusaha menggunakan berbagai sumber yang ada.
v  Triangulasi Peneliti
Triangulasi peneliti adalah hasil penelitian baik yang berupa data maupun kesimpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya dapat diuji oleh peneliti lain (Sutopo,2006:93). Triangulasi peneliti  dapat dilakukan dengan menyelenggarakan diskusi atau melibatkan beberapa peneliti yang memiliki pengetahuan yang mencukupi.
v  Triangulasi Metodologis
Teknik triangulasi metode digunakan dengan cara mengumpulkan data sejenis tetapi menggunakan metode yang berbeda (Patton dalam Sutopo, 2006: 93).
v  Triangulasi Teoretis
Triangulasi jenis ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji (Patton dalam Sutopo, 2006: 98). Oleh karena itu, dalam melakukan jenis triangulasi ini, peneliti harus memahami teori-teori yang digunakan dan keterkaitannya dengan permasalahan yang diteliti sehinngga mampu menghasilkan simpulan yang mantap.











                                                  REVIU TESIS PENELITIAN KUALITATIF
TINDAK TUTUR TUTOR DALAM INTERAKSI PEMBELAJARANA KETERAMPILAN PADA PROGRAM PAKET B DI SKB DI KABUPATEN TOLITOLI


Tugas              : Penelitian Kualitatif (Teknik Pengumpulan Data Kualitatif)

Judul Tesis
TINDAK TUTUR TUTOR DALAM INTERAKSI PEMBELAJARANA KETERAMPILAN PADA PROGRAM PAKET B DI SKB DI KABUPATEN TOLITOLI

Nama
Fonny Kaluku
NPM
2091030334
Tahun
2012
1.Pendahuluan
Tesisi ini membahas tentang tindak tutur tutor, yang menentukan keberhasilan pembelajaran baik regular maupun intensif di kelas program paket B. berdasarkan karakteristik tindak tutur tutor, dapat diprediksikan apakah interaksi pembelajaran berlangsung dinamis, menyenangkan dan menggambarkan interaksi verbal tersebut, dapat ditentukan bagaimana bagaimana seorang tutor mengolah peserta didik selama pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan uraian diatas maka focus utama  penelitian ini yaitu, tentang Tindak Tutur Tutor Dalam Interaksi Pembelajarana Keterampilan Pada Program Paket B Di Skb Di Kabupaten Tolitoli.

2. Metode Penelitin

a.       Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. jenis penelitiannya adalah penelitian deskriptif. Peneliti memilih penelitian ini berdasarkan suatu pertimbangan bahwa penelitian-penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif yang mendeskripsikan apa adanya objek yang diteliti yaitu tentang satu latar, satu subjek atau satu peristiwa tertentu.
Pendekatan dengan pendekatan kualitatif memiliki ciri-ciri seperti seperti yang dikemukakan oleh Bogdan dan Bikelen (1982:4-7) yaitu (1) data diambil berdasarkan latar alamiah (natural setting), (2) bersifat deskriptif, (3) lebih mengutamakan proses dari pada hasil, (4) menganalisis data secara induktif, (5) makna merupakan perhatian utama, serta selain lima poin tersebut ditambahkan pula yaitu, (1) peneliti adalah instrument penelitian dan, (2) hubungan tiga sudut antara peneliti, data dan subjek data.
b.      Setting dan Subjek Penelitian
v  Setting Penelitian











v  Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SKB kabupaten tolitoli. Subjek penelitian ini adalah tutor pengajar keterampilan kelas VIII d SKB kabupaten tolitoli, karena tutor keterampilan dapat memotivasi keinginan belajar peserta didik dalam rangka meningkatkan pengetahuan, minat dan bakat serta dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan menggambarkan interaksi yang baik, dalam proses pembelajaran.

Subjek penelitian ini adalah tutor pembelajaran keterampilan di kelas VIII di SKB Kabupaten Tolitoli. Nama subjek penelitian: Erniwati, S.Pd; umur 45 tahun; jenis kelamin perempuan; Pengelaman mengajar; 19 tahun pada pendidikan nonformal, memiliki pendidikan minimal strata 1, aktif mengikuti berbagai pelatihan pendidikan nonformal, dan mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

c.       Prosedur Penelitian
(a)    Tahap Pralapangan
Meliputi tahap penyusunan, perencanaa, dan penyiapan segala bentuk materi sesuatu yang dibutuhkan sebagai bahan dasar tahap berikutnya. Pada tahap ini meliputi (1) penyusunan penelitain meliputi latar belakang, kajian pustaka, penentuan instrument, perencanan pengumpulan data, perekaman data, dan perencanaan prosedur analisis, (2) penentuan di mana dan dari siapa data diperoleh, (3) menyiapkan sarana dan prasarana (logistic).
(b)   Tahap lapangan
Merupakan tahap pengumpulan informasi atau ekplorasi terfokus. (1) pengumpulan data, (2) pengorganisasian data, (pentuturan data), (4) pengkategorian data.
(c)    Tahap Pascalapangan
Dalam penelitian ini berupa penyusunan laporan akhir penelitian dengan terlebih dahulu secara rutin berkonsultasi dengan dosen pembimbing penelitian.
(d)   Pengumpulan Data Dan Instrument Penelitian
v  Pengumpulan Data



















v  Instrumen Peneltian


Untuk mengumpulkan data yakni berupa tindak tutur tutor dalam interaksi pembelajrana keterampilan di kelas VIII pada program paket B di SKB Kabupaten Tolitoli. Peneliti menggunakan teknik pencatatan terhadap tindak tutur tutor yang diucapkan pada pelaksanaan pembelajaran keterampilan dan melalui observasi atau pengamatan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Teknik  pengumpulan data  melalui observasi adalah merekam kejadian atau proses tindak tutur yang terjadi saat itu yang merupakan objek penelitian.
Observasi yang dikaukan peneliti memiliki langkah yaitu melalui pengidentivikasian tindak tutur yang disampaikan oleh tutor keterampilan kelas VIII pada program paket B di SKB Kabupaten Tolitoli.

Instrument yang digunakan untuk menjaring data dalam penelitian ini terdiri atas (1) instrument kunci, yag merupakan peneliti it sendiri dan, (2) instrument penunjang yang meliputi, alat bantu berupa alat perekam elektronik dan panduan catatan data lapangan.
(e)    Analisis Data
v  Pereduksian Data





v  Pendisplaian Data








v  Penarikan Simpulan/Verivikasi

Proses reduksi data dilakukan peneliti melaui kegiatan penyeleksian, pemfokusan, penyederhanaan, pengabstraksian dan pentransferan data ‘mentah’ yang telah diperoleh menjadi data yang ‘siap’ di analisis.

Sejalan dengan dengan tahap reduksi data, kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini adalah, mengorganisasikan dan menganalisis tindak tutur tutor pada proses pembelajaran. Bentuk dari pendispalian data adalah munculnya jenis tindaktutur dan strategi tindak tutur.

Tahap ini merupakan penyikapan tindak lanjut dari hasil olahan data pada tahap sebelumnya. Bada tahap ini meliputi (1) hasil analisi yang berupa deskripsi mengenai jenis tindak tutur tutor pada saat pembelajaran keterampilan di kelas, (2) hasil analisi yang berupa deskripsi mengenai strategi tindak tutur tutor pada saat pembelajaran keterampilan di kelas,
(f)    Pengecekan Keabsahan Data
Pada bagian ini meliputi, (1) mengecek kembali data pada sumber data yang diperoleh, (2) mengkonfirmasikan hasil transkrip kepada tutor keterampilan sebagai subjek penelitian, (3) diskusi dengan teman sejawat, dan (4) mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing tentang kualitas dan kuantitas data yang diperoleh.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, selanjutnya dapat diperoleh kesimpulan tentang metode-metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sebagai berikut :
1.      Metode penelitian kualitatif ini berisi tentang bahan prosedur dan strategi yang digunakan dalam riset, serta keputusan- keputusan yang dibuat tentang desain riset. Dalam penelitian kualitatif  ini sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
2.      Metode pengumpulan data dikelompokan menjadi dua, yaitu metode yang bersifat interaktif dan non-interaktif. Metode yang bersifat interaktif meliputi teknik wawancara mendalam, observasi berperan, dan focus group discussion. Sedangkan metode yang bersifat non-interaktif meliputi teknik kuesioner, mencatat dokumen, dan partisipasi tidak berperan. Menurut Sugiyono teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan triangulasi atau gabungan.
3.      Tehnik yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :
a.       Teknik wawancara adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk-dijawab secara lisan pula dengan cirri utama berupa kontak langsung dengan tatap muka (face to face relationship)antara si pencari informasi (interviewer atau information hunter) dengan sumber informasi (interviewee).
b.      Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan. Ada 3 jenis observasi yaitu observasi partisipatif, observasi terus terang atau tersamar, observasi tak terstruktur
c.       Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung bertanya kepada responden.
d.      Teknik dokumen merupakan teknik pengumpulan data dengan sumber bukan manusia, non human resources, diantaranya dokumen, dan bahan statistik.
e.       Teknik triangulasi, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Ada beberapa jenis triangulasi antara lain : triangulasi data, triangulasi peneliti, triangulasi metodologis, triangulasi teoritis.


Daftar Pustaka
Bungin, M. Burhan, 2008. Penelitian kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana
Creswell, John W 2002.  Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches. London: Sage  Publications.
Gottschalk, Louis. 1986. Understanding History; A Primer of Historical Method (terjemahan Nugroho Notosusanto). Jakarta: UI Press.
Moleong, Lexy J.2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sugiyono, 2008.Metode Penelitian kuantitatife, Kualitatife, dan R & D. Bandung: ALFABETA.
Sutopo, HB. 2006, Metode Penelitian Kualitatif, Surakarta: UNS Press



Tidak ada komentar:

Posting Komentar